Jakarta - Wakil Sekjen DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq menilai, perusakan kantor DPD PKS Karawang, karena ada pihak yang panik terkait dengan pemilu presiden (pilpres).
Pihak ini, mencoba mengadu domba dengan memanfaatkan isu soal santri.
Tapi Mahfudz menilai, para pelaku dan aktor intelektualnya, memanfaatkan isu santri ini seolah-olah santri yang menyerbu kantor DPD PKS.
"Teror ini buktikan kebenaran info akan ada setting aksi teror ke PKS dgn politik adu-domba via isu santri," kata Mahfudz, dalam akun twitter pribadinya, Jumat (4/7/2014).
Sejak kubu lawan menyerang Fahri Hamzah soal kata-kata 'sinting' yang dikaitkan dengan santri, mulai ada gerakan-gerakan itu. Apalagi, Ketua DPP PKB Marwan Jafar, yang juga tim Jokowi-JK, mengancam akan menggerakkan santri untuk mengepung kantor PKS seluruh Indonesia.
Mahfudz mengatakan, demo sejumlah orang di kantor DPP PKS beberapa waktu lalu, merupakan bukti bahwa mereka bukan santri. Karena tidak ada yang puasa.
"Jumat jam 11.30 kantor DPD PKS Kerawang diserang bbrp pemuda, ada yg pakai baju koko dan peci putih. Seolah santri,".
"Desainernya lupa kalau santri itu jam 11. 30 sudah duduk di masjid (untuk jum'atan). Bukan malah keliaran pake motor di jalanan," lanjut Mahfudz.
"Desainernya gagal paham kalau santri gak punya perilaku merusak fisik, main pukul dan lempar oli," katanya.
Siapa pelakunya? Mahfudz menilai, ada pihak-pihak yang panik. Tentu terkait dengan pemilu presiden 2014.
"Aksi teror semacam ini tdk berdiri sendiri. Ini bgian dari kepanikan pihak yg terancam peluangnya di pilpres.," katanya.
Ketua Komisi I DPR ini menilai, model-model seperti ini, bisa saja terjadi dan meluas. Apalagi, sebelumnya terjadi penyerangan terhadap kantor TvOne di Yogyakarta.
"Setelah aksi teror thd TV One, skrg kantor2 PKS, lalu... Sangat mungkin aksi teror makin menguat dan meluas,".
"Panik!! Itu sikon psikopolitik yg terjadi. Ada aktor2 yg piawai gunakan teror. Bahkan sgt mungkin skenario besar dan panjang sdh ada," katanya.
Sekitar pukul 11.30 Wib datang sejumlah orang yang diperkirakan 10 orang. Mereka mengenakan baju koko putih, celana panjang hitam. Beberapa lagi mengenakan pakaian preman, dan menumpangi lima buah motor.
Tiba di kantor DPD PKS, mereka langsung melakukan pengrusakan. Barang-barang yang ada diobrak abrik. Tidak hanya itu, seorang yang ada di kantor bernala Samsul Fahry (30) tak luput dari penganiayaan.
Para pelaku memukul Samsul hingga korban mengalami luka memar di mata dan wajah.
Tidak hanya itu, mereka juga mengotori kantor PKS dengan melemparkan plastik berisi oli, dan terus mengobrak-abrik barang-barang yang ada di dalam.
Aparat kepolisian sudah disiagakan di kantor tersebut. Belum diketahui dari kelompok mana para pelaku tersebut. (Inilah)
Pihak ini, mencoba mengadu domba dengan memanfaatkan isu soal santri.
Tapi Mahfudz menilai, para pelaku dan aktor intelektualnya, memanfaatkan isu santri ini seolah-olah santri yang menyerbu kantor DPD PKS.
"Teror ini buktikan kebenaran info akan ada setting aksi teror ke PKS dgn politik adu-domba via isu santri," kata Mahfudz, dalam akun twitter pribadinya, Jumat (4/7/2014).
Sejak kubu lawan menyerang Fahri Hamzah soal kata-kata 'sinting' yang dikaitkan dengan santri, mulai ada gerakan-gerakan itu. Apalagi, Ketua DPP PKB Marwan Jafar, yang juga tim Jokowi-JK, mengancam akan menggerakkan santri untuk mengepung kantor PKS seluruh Indonesia.
Mahfudz mengatakan, demo sejumlah orang di kantor DPP PKS beberapa waktu lalu, merupakan bukti bahwa mereka bukan santri. Karena tidak ada yang puasa.
"Jumat jam 11.30 kantor DPD PKS Kerawang diserang bbrp pemuda, ada yg pakai baju koko dan peci putih. Seolah santri,".
"Desainernya lupa kalau santri itu jam 11. 30 sudah duduk di masjid (untuk jum'atan). Bukan malah keliaran pake motor di jalanan," lanjut Mahfudz.
"Desainernya gagal paham kalau santri gak punya perilaku merusak fisik, main pukul dan lempar oli," katanya.
Siapa pelakunya? Mahfudz menilai, ada pihak-pihak yang panik. Tentu terkait dengan pemilu presiden 2014.
"Aksi teror semacam ini tdk berdiri sendiri. Ini bgian dari kepanikan pihak yg terancam peluangnya di pilpres.," katanya.
Ketua Komisi I DPR ini menilai, model-model seperti ini, bisa saja terjadi dan meluas. Apalagi, sebelumnya terjadi penyerangan terhadap kantor TvOne di Yogyakarta.
"Setelah aksi teror thd TV One, skrg kantor2 PKS, lalu... Sangat mungkin aksi teror makin menguat dan meluas,".
"Panik!! Itu sikon psikopolitik yg terjadi. Ada aktor2 yg piawai gunakan teror. Bahkan sgt mungkin skenario besar dan panjang sdh ada," katanya.
Sekitar pukul 11.30 Wib datang sejumlah orang yang diperkirakan 10 orang. Mereka mengenakan baju koko putih, celana panjang hitam. Beberapa lagi mengenakan pakaian preman, dan menumpangi lima buah motor.
Tiba di kantor DPD PKS, mereka langsung melakukan pengrusakan. Barang-barang yang ada diobrak abrik. Tidak hanya itu, seorang yang ada di kantor bernala Samsul Fahry (30) tak luput dari penganiayaan.
Para pelaku memukul Samsul hingga korban mengalami luka memar di mata dan wajah.
Tidak hanya itu, mereka juga mengotori kantor PKS dengan melemparkan plastik berisi oli, dan terus mengobrak-abrik barang-barang yang ada di dalam.
Aparat kepolisian sudah disiagakan di kantor tersebut. Belum diketahui dari kelompok mana para pelaku tersebut. (Inilah)
Advertisement
