Mata Uang Baru Itu Bernama Data (1)

- 7:11 PM
advertise here
advertise here

Di tahun 2004-2007 Google disibukkan dengan rencana mengembangkan bisnis mereka ke bidang telepon selular (ponsel). Google telah memprediksi bahwa ponsel adalah masa depan komputasi. Sehingga mereka ingin memproduksi ponsel untuk menyaingi para raksasa saat itu: Nokia, Blackberry, Sony Ericsson dan Motorola. Ditambah, Google mengendus bahwa Apple akan segera merilis ponsel revolusioner yang kini kita kenal dengan nama iPhone.

Memproduksi ponsel bukan hanya soal menciptakan perangkat kerasnya (hardware), tapi juga sistem operasinya (operating system-OS). OS ponsel saat itu hanya 3: Symbian, Microsoft Mobile dan Blackberry. Hanya Symbian yang open source. Namun pengembangan Symbian oleh Symbian Foundation dibiayai oleh Sony Ericsson, Samung, Motorola dan Nokia. Kalau Google ikut ke Symbian, sama juga bohong.

Bukan Google kalau tidak berpikir out of the box. Dalam sebuah rapat, CEO Google Eric Schmidt berkata, "Kita tidak akan membuat ponsel. Tapi membuat sesuatu yang akan digunakan di semua ponsel." Artinya, alih-alih memproduksi brand baru ponsel untuk menyangi brand lain, Google akan menciptakan OS yang bisa dipergunakan semua ponsel di seluruh dunia.

Hoki Google sedang terang. Tahun 2005 mereka dipertemukan dengan Andy Rubin, pengembang OS Android, yang sedang kekurangan duit. Google membeli Android sekaligus Rubin sebesar $50 juta. Android adalah OS ponsel berbasis Linux yang open source dan gratis. Dengan Android sebagai senjata, Google memulai perangnya di bisnis ponsel dan kini berhasil menjatuhkan para raksasa lama. Diluncurkan resmi tahun 2010, kini Android adalah OS ponsel yang paling banyak digunakan di dunia. Ia terpasang di 1,6 miliar lebih ponsel, melampaui iOS dengan 628 juta. Karena Android lah sekarang kita bisa menikmati smart phone dengan harga bahkan di bawah Rp1 juta. Karena ia gratis sehingga setiap produsen smart phone bisa menekan biaya produksi serendah-rendahnya. Karena Android bermunculan produsen smart phone, termasuk di dalam negeri. Bahkan demi Android, Google membeli Motorola (yang beberapa waktu lalu dijual lagi).

Kalau Android gratis, darimana Google untung?

Bersambung ke bagian 2 ....

Advertisement advertise here
 

Start typing and press Enter to search